|
Reminder terkait sampah di Kabin Kebun
|
Kedua, terkait lahan berkebun dengan konsep sustainable agriculture dan slow food. Sebelum memanfaatkan lahannya untuk ditanami, Teh Ukke memperbaiki lahannya terlebih dahulu dengan mengolahnya tanpa pestisida dan pupuk anorganik. Tujuannya untuk meningkatkan kesuburan dengan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah. Biasanya, Teh uke memanfaatkan sampah organik sebagai komposnya. Untuk pestisida, Teh Uke juga memanfaatkan pestisida alami dari daun pohon Suren yang sudah tumbuh besar di Kabin Kebun.
Saat ini Teh Ukke lebih memilih menanam berbagai jenis tumbuhan yang beragam (polikultur). Pola tanam polikultur tentunya lebih menguntungkan daripada monokultur. Dengan polikultur, bisa mencegah terjadinya penyakit menular pada tanaman, dan juga menciptakan ekosistem mikroorganisme tanah yang lebih baik. Hampir semua jenis kategori tanaman ada disini seperti tanaman buah, sayur-mayur, tanaman herbal, tanaman hias, tanaman aromatik seperti rosemary, oregano, mint, lavender, dill, thyme dan patchouli. Yang bikin iri, rosemary dan nasturtium tumbuh sangat subur disini. Menyenangkan!
Ohya, sebagian besar tanaman disini di tanam dalam bedeng - bedeng dengan metode no-dig, yaitu metode tanpa menggali tanah. Disini, ada salah satu spot khusus Kawan Kabin . Teh Ukke sengaja menanam berbagai jenis sayuran di dalam carangka untuk Kawan Kabin yang ingin ngeramban untuk masak. Ada bayam brazil, endive lettuce, kangkung dan lainnya yang ditanam secara organik. Asyik banget deh bisa ngeramban buat sarapan pagi dan dapet sayuran yang organik.
|
Penanaman dalam bedeng dengan metode no - dig
|
|
Pola tanam polikultur di Kabin Kebun
|
Ketiga, terkait dengan bangunan dan furniture. Teh Ukke memanfaatkan barang dan bahan bangunan bekas untuk membangun Kabin Kebun. Beliau mendapatkan barang bekas seperti genteng, kayu, mebel, bata hingga besi dari salah satu bangunan bengkel pabrik tekstil yang sudah dibangun sejak tahun 1930-1940an, dan gudang penjualan barang bekas. Salah satu kabin, sebut saja Kabin 66, 100% bata yang digunakan merupakan bata bekas. Jika melihat ke Kabin 68, lantainya menggunakan kayu dari bongkaran kayu peti kemas yang disusun. Tidak mudah untuk menyusunnya, beliau memerlukan banyak waktu terutama untuk mengamplas. Selain itu, beliau juga memanfaatkan jendela kaca patri yang di restorasi dari pedagang di Pasir Koja. Walaupun memanfaatkan barang bekas, tapi bangunan tetap terlihat cantik. Prinsip beliau adalah memperpanjang usia barang dengan merawat dan menggunakan kembali untuk mengurangi pemakaian energi dan sumber daya alam yang di dapat dari bumi.
|
Tampak depan Kabin 68 dan Kabin 66
|
|
Lantai kayu di Kabin 68
|
|
Jendela dan bata bekas yang di restorasi
|
|
Dinding Kabin 68
|
Selain ketiga hal di atas, keluarga ini juga sangat concern untuk penggunaan energi. Keluarga Teh Ukke menerapkan budaya secukupnya untuk penggunaan listrik dan air.
Bermalam di Kabin Kebun
Setelah menempuh perjalanan selama 2 jam melalui tol, tibalah kami bertiga di Kabin Kebun sekitar pukul 21.00 WIB. Udara disana terasa sangat sejuk, cenderung dingin :p. Kami disambut oleh Kak Niar, anak semata wayang Teh Ukke dan Om Ucok. Olehnya, kami diajak berjalan di gang antara 2 kabin yang bersebelahan, lalu kami diarahkan ke Kabin 68.
|
Lahan parkir di dalam Kabin Kebun, ada juga lahan didepan
|
|
Gang diantara Kabin 68 dan Kabin 66
|
Kabin ini merupakan kabin terbesar berukuran 6x8m dengan dindingnya berupa batu bata ekspos berwarna putih. Bangunan kabin ini memiliki banyak jendela dengan warna hijau tosca, sebuah perpaduan warna yang membuat kesan luas, terang dan bersih. Lantainya menggunakan parket kayu yang memberikan kesan hangat. Saking luasnya, didalam bangunan kabin ini terdapat sofa set untuk bersantai, 3 buah ranjang dengan total kapasitas 4-6 orang, dan beberapa perabot lain. Kabin 68 terasa semakin cantik dan berenergi positif dengan pajangan bunga daisy yang bermekaran, tanaman kaktus, hiasan dinding dan koleksi alat makan dan botol antik milik Om Ucok. Kabin ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dalam dengan shower air panas, closet duduk, dan wastafel. Jadi, ga usah takut kedinginan waktu mandi ya. Namun, disini tidak di sediakan handuk dan toiletries, jadi kamu harus bawa sendiri. Menurutku, memang lebih aman membawa handuk sendiri dikondisi pandemi COVID-19 seperti ini.
|
Tempat tidur di Kabin 68
|
|
Sofa set di Kabin 68 - Salah satu mebel lama koleksi Teh Ukke
|
|
Hiasan dinding di Kabin 68
|
|
Kabinet di Kabin 68
|
|
Bunga Daisy di dalam Kabin 68
|
|
Kamar mandi dalam Kabin 68
|
Walaupun tidak ada TV dan WiFi disini, kamu bisa membaca buku - buku koleksi Teh Ukke yang simpan dalam rak penyimpanan lho! Topik bukunya menarik banget buat dibaca seperti masalah lingkungan, bercocok tanam, sampah, ensiklopedia dan lain - lainnya.
|
Koleksi buku Kabin 68
|
Seneng banget rasanya malam itu! Bener-bener bikin relaks setibanya di Kabin Kebun. Apalagi dari depan kabin kita bisa menikmati pemandangan gemerlap lampu kota dari ketinggian 1160 mpdl. Hari makin larut, kami segera beristirahat agar tetap sehat dan bisa menikmati 2 hari ke depan di Kabin Kebun
Pagi di Kabin Kebun
Membuka pintu Kabin 68, pandangan mata kami menuju ke pemandangan kota yang semalam berupa gemerlap lampu, kini menjadi lautan kabut. Aku berjalan menuju ke meja taman yang menghadap ke lahan pertanian dengan background perbukitan berkabut. So lovely! Rasa tenang dan seneng bersatu padu.
|
Pemandangan dari Kabin Kebun
|
|
Meja taman di ujung lahan
|
Sembari menikmati segarnya udara pagi, aku membuka laptop untuk menyelesaikan sedikit pekerjaan di meja taman itu. Sesekali menyesap teh hangat dalam cangkir. Tidak lama berkutik dengan laptop, Kak Niar sudah menyiapkan sarapan untuk kami berupa nasi goreng. Setelah menyelesaikan pekerjaan, aku bergegas menyantap nasi goreng yang sudah dibuatkan. Lidah kami dimanjakan dengan rasa dan aroma unik yang yang nagih dari nasi goreng ini, namun kami agak sulit mengidentifikasinya. Ternyata, nasi goreng ini dicampur dengan daun jinten yang di cincang kecil - kecil. Ini menjadi pengalaman kami pertama kalinya makan olahan daun jinten, ternyata enak juga.
|
Kerja di pagi hari
|
Saking senengnya sama momen pagi hari di Kabin Kebun yang nyegerin dan bikin relaks, dihari kedua pun kami tetap bangun pagi. Kali ini kami menikmati pagi di meja taman yang dekat dengan dapur komunal. Di pagi hari itu, kami sarapan sarapan roti dengan selai strawberry - cardamon, selai kacang dan meises. Untuk melepas dahaga setelah sarapan, kami menyeduh dried flower tea yang dibubuhi madu dan daun lemon balm yang kami petik dari kebun. Dried flower tea ini merupakan campuran berbagai bunga dari Kabin Kebun yang dikeringkan.
|
View dari depan Kabin 68
|
|
Seduhan dried flower tea
|
|
Condiments untuk breakfast
|
Seneng banget pokoknya, banyak
new experience disini!
Ada apa lagi di sekitar Kabin 68?
Dengan lahan berkontur, Teh Ukke dan Om Ucok mendesign sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang cantik dan sangat cozy. Kabin kebun memiliki 3 kabin untuk Kawan Kabin yang ingin menginap sambil belajar slow liiving, yaitu Kabin 68 dengan luas 6x8m, Kabin 66 dengan luas 6x6m, dan Kabin 53 dengan luas 5x3m. Kabin 68 dan Kabin 66 ini terletak bersebelahan menghadap ke lembah. Sedangkan, Kabin 53 terletak di bawah dapur komunal, biasanya kabin ini digunakan untuk tempat menginap sopir/ART yang ikut.
|
Tampak depan Kabin 53
|
|
Isi kabin 53
|
Di seberang Kabin 66 terdapat dapur komunal yang dibangun dengan konsep open space yang eye catching. Fasilitasnya cukup lengkap, ada kompor, alat pemanggang (grill), oven, kulkas, peralatan masak, peralatan makan dan air mineral. Semuanya bisa dipakai tapi kebersihan tetap harus kita jaga sendiri ya, terutama untuk sampah. Saat membuang sampah, kita harus membuangnya sesuai jenis sampahnya. Untuk sampah organik, kita harus buang di komposter yang disediakan.
|
Dapur komunal Kabin Kebun
|
|
Hiasan di dapur komunal
|
|
Alat pemanggang dan cobek
|
Asyiknya, jika perlu herbs atau sayuran untuk memasak, kamu bisa ngeramban di kebun Kawan Kabin yang sudah di sediakan Teh Ukke. Areanya kebun kawan kabin ini berada di sebelah Kabin 66, sayur mayur ditanam dalam carangka. Di area ini terdapat bayam brazil, sawi, kangkung, rimpang dan lain lainnya. Yang paling menggoda adalah endive lettuce yang enak dibuat untuk salad. Ga cuma itu sih, masih banyak herbs dan sayuran yang menggoda di Kabin Kebun. Salah satunya adalah rosemary yang yang tumbuh super subur banget disini. Kebayang ga sih senengnya kayak gimana?
|
Kebun Kawan Kabin dalam carangka
|
|
Ngeramban
|
|
Endive Lettuce
|
|
Baby kangkung
|
|
Nasturtium |
Sejajar dengan dapur komunal, terdapat 2 meja taman untuk bersantai, berdiskusi dan menikmati hidangan yang kita masak sendiri. Dengan udara yang segar,matahari tidak terlalu terik dan semerbak aroma rosemary, jiwa terasanya relaks sekali. Ohya, penginapan untuk kawan kabin ini berada dalam satu area dengan rumah Teh Ukke dan workshop untuk pembuatan kertas daur ulang maupun ecoprint.
|
Makan siang di meja taman depan Kabin 68
|
Aktivitas apa saja yang dilakukan di Kabin Kebun?
Aktivitas utama yang ditunggu - tunggu adalah kegiatan keliling kebun bersama Teh Ukke dan Kak Niar selama 1,5 jam. Selama garden tour, kami banyak belajar mengenai slow living, berbagai jenis tanaman, pola tanam, tips berkebun, pengelolaan sampah, ecoprint dan pembuatan kertas daur ulang. Sambil garden tour, kami mencicipi strawberry, timun tikus, anggur jaboticaba dan tomat cherry yang kebetulan lagi berbuah lebat. Tidak hanya itu, kami juga memetik beberapa edible flowers untuk kami cicip seperti nasturtium, marigold, mawar lokal, dan air mata pengantin.
|
Sharing slow living oleh Teh Ukke
|
|
Garden tour di Kabin Kebun
|
|
Strawberry hasil petikan
|
|
Timun tikus
|
|
Tomat Cherry
|
|
Lavender |
|
Edible flowers dan buah hasil petikan selama garden tour
|
Selain garden tour, Kabin Kebun juga menawarkan kegiatan tambahan diluar paket reguler yang dinamakan Bikin - Bikin. Aktivitas yang bisa kamu pilih antara lain:
a. Garden to garment dengan pilihan aktivitasnya seperti ecoprint, dan ponding/hammered plant
b. Paper to paper dengan aktivitas membuat kertas daur ulang
c. Membuat boneka
d. Merangkai kaktus dan sukulen.
Jika tertarik mengikuti aktivitas ini, kamu perlu memesan terlebih dahulu.
|
Kertas daur ulang
|
|
Ecoprint dari bunga Lampeni
|
Selain kegiatan diatas, hal yang menyenangkan adalah me time dengan yoga di pagi hari, membaca buku, menulis, memasak dan lainnya. Kesempatan kali ini, kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengolah rasa dengan memasak.
|
Nasi kebuli hasil kegiatan masak di Kabin Kebun
|
Terakhir, sebelum perpisahan dengan Kabin Kebun, kami diberi kesempatan untuk membawa oleh - oleh berupa tanaman dari sini. Kami diberikan gunting untuk memotong tanaman yang ingin di bawa pulang. Rasanya seneng banget dibolehin untuk adopt tanaman dari sini, apalagi banyak jenis herbs, aromatik dan edible flowers yang belum menjadi koleksi di kebun miniku. Girangnya ga ketulungan haha
|
Salah satu sudut Kabin Kebun
|
|
Sudut berbagai jenis mint
|
How to Book
Dalam setiap kunjungan, Kabin Kebun membatasi hanya 1 rombongan saja di setiap akhir pekan selama pandemi. Untuk reservasi, bisa menghubungi nomor yang aktif di Instagramnya. Harga per malam bervariasi tergantung berapa kabin yang akan digunakan, include garden tour, breakfast, dan welcome snack.
How to Get There
Untuk menuju ke Kabin Kebun enaknya pakai kendaraan pribadi. Dari arah Jakarta menuju ke Bandung melalui tol Jakarta - Cikampek, lalu ke arah tol Cipularang, dan ambil pintu keluar tol Padalarang. Lalu, arahkan kemudi ke RS Jiwa Cisarua yang terletak kurang lebih 2km dari Kabin Kebun.
Best Regards,
Lola Karlina
No comments:
Post a Comment