Menikmati Makanan khas Tiongkok Kecil Lasem
Minuman Soda Buah Kawista |
Apa sih yang terlintas dipikiran kalau denger kata “Lasem”? Lasem terkenal sebagai sebuah kota pecinan tua yang terletak di pesisir pantai utara Jawa, kota yang sangat kental dengan asimilasi budayanya. Kota yang memiliki arsitektur lawas yang WOW. Tidak hanya itu, Lasem juga memiliki warisan kuliner khas yang wajib dicicipi. Faktor budaya, sejarah dan geografis mempengaruhi kuliner khas Lasem. Apa saja sih yang wajib dicicipi ketika mampir ke Lasem?
1. Lontong Tuyuhan
Pertama kali denger lontong tuyuhan pasti penasaran ga sih?
Kuliner ini menyerupai lontong opor dengan ciri khas tersendiri. Keunikannya, lontong dibungkus daun pisang dengan bentuk segitiga bersudut runcing dengan aroma yang khas. Cara penyajiannya, lontong dipotong - potong lalu dituang dengan kuah santan berwarna kuning dengan citarasa agak pedas. Kuah santan ini dibubuhi dengan ketumbar, jinten, kunyit, kemiri, laos, pala, bawang merah, bawang putih dan daun jeruk yang menyedapkan kuah lontong tuyuhan. Kuliner ini disajikan bersama dengan lauk pauknya, berupa ayam bumbu kuning atau jeroan. Rasanya gurih dan agak pedas. Untuk melepas dahaga setelah menyantap lontong tuyuhan, warung makan juga menyediakan es teh, es jeruk dan es kelapa muda.
Lalu kenapa di sebut lontong tuyuhan? Tidak ada sejarah yang pasti terkait kuliner ini. Beberapa sumber menyebut awal mulai lontong tuyuhan ini berawal mula dari tokoh penyebaran agama Islam. Ohiya, lontong tuyuhan ini bisa kamu cicipi di Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan yang terletak Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Lontong Tuyuhan |
Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan |
2. Kopi Lelet
Kuliner selanjutnya yang perlu di coba saat ke Lasem adalah kopi lelet. Disebut dengan kopi lelet, karena setelah dinikmati, sisa ampasnya tidak dibuang namun dilelet (dioles) ke batang rokok. Kebiasaan ini berawal dari para awak galangan kapal di desa Dasun. Kopi lelet bisa kamu cicipi di Rumah Oei, Warung Kopi Jing Hai, dan deretan warung kecil di Karangturi.
Dalam proses pengolahannya, biji kopi disangrai lalu digiling/ditumbuk hingga halus. Saking halus dan lembutnya, ampas kopi bisa untuk ngelelet. Penyeduhan bubuk kopi ini biasanya menggunakan air yang di masak dengan kayu bakar, sehingga punya cita rasa yang khas. Lalu, kopi lelet disajikan dalam cangkir dengan alas cangkir. Untuk menikmatinya, kopi dituang terlebih dahulu ke alas cangkir (lepek) supaya tidak terlalu panas, kemudian di minum langsung dari lepeknya. Kopinya cukup kental dengan citarasa yang kuat.
Setelah menikmati kopi yang diseduh, ampas ditambahi dengan susu kental manis supaya lebih menempel di batang rokok. Lalu digunakan untuk menggambar berbagai motif cantik dengan cara di oles ke batang rokok. Alat untuk melukisnya menggunakan tusuk gigi. Batang rokok yang sudah diberi kopi lelet siap untuk dihisap dan dinikmati sensasinya.
Kopi lelet yang sudah di seduh |
Warung kopi lelet "Jing Hai" |
Suasana warung Jing Hai |
Satu lagi makanan khas Lasem yaitu Yopia. Yopia merupakan kue kering yang menyerupai bakpia/nopia, namun bentuknya lebih besar serta berongga dibagian tengahnya. Rasanya gurih dan manis legit, kombinasi tepung terigu dan gula jawa.
Kuliner satu ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa. Dari penamaannya, nama kue ini berasal dari bahasa Hokkian, “yo” berarti kambing atau iya atau mau, sedangkan “pia” berarti kue. Selain dari sisi penamaan, yang menjadi ciri khas penganan Tionghoa adalah tepung terigu sebagai bahan baku yopia. Sedangkan yang menjadi ciri khas penganan Jawa adalah kombinasinya dengan gula jawa. Gula jawa sendiri merupakan salah satu komoditi yang terkenal dari Pulau Jawa dengan rasa manis.
Produsen pertama yopia di Lasem dari keluarga Siek Tian Nio alias Waras sejak tahun 1800-an. Lokasi produksinya di Gang 7 Nomor 14, RT 2, RW 4, Desa Karangturi, Lasem, Rembang. Pertama kali beliau belajar membuat yopia dari kakeknya. Hingga kini, beliau masih mempertahankan proses pembuatannya sama seperti yang diajarkan kakeknya. Saat ini, anaknya juga turut serta melestarikan dan mengembangkan pembuatan yopia ini.
Pembuatan yopia dimulai sejak dini hari supaya adonan kue bisa mengembang dengan sempurna karena suhu ruangan masih rendah. Proses pembuatan adonan dan bentuknya masih manual menggunakan tangan. Setelah dibentuk, yopia dipanggang menggunakan oven. Untuk melihat proses pembuatannya, pengunjung diperbolehkan untuk melihat langsung. Setelah jadi, yopia ini bisa langsung dibeli di lokasi pembuatan dan sebagian dititipkan di toko pusat oleh - oleh Lasem.
Yopia khas Lasem |
Merk yopia dari keluarga Siek Tian Nio |
Rumah produksi pembuatan yopia |
Adonan yopia |
4. Sirup dan Juice Kawista
Sirup dan juice kawista ini terbuat dari buah kawis. Buah kawista berbentuk seperti sawo, namun kulitnya keras. Daging buahnya berwarna cokelat kehitaman dengan biji - biji kecil. Buah ini mengandung senyawa antioksidan yang baik buat tubuh seperti flavonoid, tanin dan coumarin. Buah ini berasal dari dari pohon kawista yang cukup langka yaitu Limonia acidissima syn. Feronia limonia.Tanaman yang berasal India ini tumbuh subur di pesisir utara Pulau Jawa yang cenderung panas seperti Rembang, dan Karawang. Saking banyaknya, buah kawista menjadi ikon Kabupaten Rembang termasuk Lasem.
Di Lasem, buah kawista diolah menjadi sirup, limun dan juice. Salah satu hasil olahan sirup kawista yang terkenal adalah minuman limun kawista ready to drink “Cap Dewa Burung”, di kemas dalam botol plastik. Minuman ini merupakan perpaduan antara sirup kawista dan soda dengan rasa yang unik, menyerupai cola. Paling enak disajikan secara dingin untuk menikmati kesegarannya. Kamu bisa menemui minuman ini di rumah makan dan toko oleh oleh di Lasem.
Berbeda dengan minuman olahan sirup kawista, juice kawista memiliki kekentalan yang lebih pekat dan terasa sandy texture nya. Untuk rasanya jangan di tanya lagi,unik banget! Kalau mau nyoba juice kawista kamu bisa berkunjung ke restaurant Hokki yang terletak di Karangturi.
Buah Kawista |
Minuman dari sirup buah kawista |
Juice buah kawista |
5. Sate Serepeh
Ada lagi yang khas di daerah Rembang, yaitu sate serepeh. Berbeda dengan sate madura, sate serepeh disajikan dengan kuah santan kental yang berwarna kuning - orange. Potongan dagingnya lebih tipis dibandingkan sate madura. Sebelum dibakar, daging ayam di rebus dan dibumbui dengan kuah santan yang dicampur dengan gula jawa. Rasanya gurih, agak pedas dan ada sedikit rasa manis dengan kenikmatan dagingnya yang empuk. Beberapa penjaja sate serepeh biasanya menyajikan mengunakan daun jati yang banyak tumbuh di daerah rembang. Penggunaan daun jati ini menambah kesedapan sate serepeh.
Sate serepeh |
Sate serepeh |
Sate serepeh, lontong dan minuman soda buah kawista |
6. Urap Latoh
Terletak di daerah pesisir utara Jawa, salah satu kuliner khas Lasem menggunakan bahan baku yang berasal dari laut yaitu latoh. Latoh merupakan salah satu jenis rumput laut berbentuk bulatan - bulatan kecil seperti anggur namun lebih kecil. Latoh ini banyak ditemui di perairan laut Rembang. Salah satu olahan yang terkenal adalah urap latoh. Setelah latoh dicuci bersih, lalu disajikan dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui. Bumbu untuk parutan kelapanya adalah bawang putih, cabai rawit, daun jeruk, terasi, garam dan kencur. Urap latoh yang memiliki cita rasa gurih pedas ini sangat nikmat jika dinikmati bersama dengan tempe goreng. Kamu bisa mencicipi kuliner ini di Warung Apung, Desa Dasun. Ohiya, selain menjadi kuliner khas Lasem, latoh ini juga menjadi salah satu motif Batik Lasem lho. Terkait Batik Lasem kamu bisa baca blog ini ya :)
Baca juga:
Batik Lasem, Batik yang Legendaris dari Pesisir Utara Jawa
Berburu Oleh - Oleh khas Lasem
Bermalam di Tiongkok Kecil Heritage
Mengintip Bangunan Kuno di Lasem
Panduan Wisata Menjelajah Lasem
Best Regards,
Lola Karlina
No comments:
Post a Comment