Menyegarkan raga & pikiran saat akhir pekan di Gunung Gede
Summit Attack Puncak Gunung Gede |
Pendakian menjadi salah satu alternatif untuk melepas rasa jenuh bagi para petualang yang terjebak dalam rutinitas kantor. Membayangkan sunyinya malam, indahnya gemerlap bintang, cantiknya sunrise, dinginnya udara yang menusuk tulang, dan kehidupan tanpa sinyal sangat menggugah semangat para petualang untuk menjelajahi gunung. Bagi pekerja di area Jabodetabek, Gunung Gede Pangrango menjadi salah satu destinasi gunung yang terletak tidak jauh dari Jakarta. Gunung yang berlokasi di 3 kabupaten ini (Bogor, Cianjur, dan Sukabumi) memiliki spot - spot yang menarik seperti Alun-Alun Surya Kencana, Curug Cibereum, Telaga Biru dan Puncak Gunung.
Rasa rindu untuk bertualang ke gunung menghampiri kami ditengah rutinitas bekerja. Sebelumnya, sempat sudah direncanakan juga untuk mendaki ke Gunung Ciremai, namun akhirnya hanya menjadi sebuah wacana. GAGAL. Di lain kesempatan, kami merencanakan pendakian kembali untuk mengobati rasa rindu yang sudah membuncah. Pilihan kami jatuh pada Gunung Gede-Pangrango, sebuah gunung yang kami anggap ramah untuk sesepuh petualang seperti kami. Treknya tidak terlalu berat, ada penjaja makanan/minuman di jalurnya dan bisa dinikmati selama 2 hari 1 malam saat akhir pekan. Cocok sekali kan buat jiwa - jiwa petualang yang terjebak di dunia kerja kantoran?
Sebelum aku mulai cerita kisah perjalananku kali ini, aku mau share informasi tentang Gunung Gede dulu ya. Gunung Gede ini berada dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sebuah taman nasional dengan flora dan fauna yang khas seperti Owa Jawa. Selain Gunung Gede, juga ada Gunung Pangrango dengan ketinggian 3.019 mdpl di kawasan taman nasional ini. Gunung dengan ketinggian 2.958 mdpl ini memiliki 3 jalur resmi yaitu jalur Cibodas, jalur Gunung Putri dan Jalur Selabintana. Masing - masing jalur punya keunikannya sendiri. Untuk tahu lebih detail terkait informasi Gunung Gede bisa klik disini ya. Namun untuk perjalanan kali ini, kami memutuskan untuk melalui jalur Gunung Putri supaya bisa camping di Alun - Alun Surya Kencana yang super apik (kalau cerah :p).
Kesempatan kali ini menjadi kesempatan kedua untuk mendaki Gunung Gede. Sebelumnya, sekitar 10 tahun yang lalu, aku juga pernah ke Gunung Gede via jalur Cibodas, pulang - pergi. Banyak spot - spot wisata alam yang menarik di jalur Cibodas ini seperti Curug Cibereum, Telaga Biru, Air Panas, dan Kandang Badak. Tak heran kalau jalur Cibodas menjadi jalur favorit dikalangan pendaki. Kalau kamu berencana mendaki Gunung Gede, aku saranin naik-turun dengan jalur yang berbeda, supaya bisa merasakan semua spot menarik di Gunung Gede ini :)
Booking Online untuk Pendakian ke Gunung Gede (TNGGP)
Hal yang wajib disiapkan terlebih dahulu sebelum mendaki ke Gunung Gede adalah booking waktu pendakian secara online. Setiap harinya hanya ada kuota maksimal sekitar 600 orang dari 3 jalur pendakian yang ada. Kalau ga mau kehabisan kuota, rencanakan pendakian jauh - jauh hari ya. Biasanya waktu pendakian bisa di booking sejak H-30. Untuk cek ketersediaan kuota dan booking, kamu bisa langsung mampir ke websitenya di sini. Nah, sebelum booking, siapkan dulu foto/scan identitas diri anggota pendakian seperti KTP/SIM. Diakhir proses booking, kita harus melakukan pembayaran SIMAKSI sesuai dengan lama waktu pendakian. Terakhir, simpanlah draft validasi/SIMAKSI sementara yang sudah didapat dan bukti pembayarannya. Dokumen ini harus kamu print dan dibawa saat melakukan pendakian, beserta fotocopy KTP.
Perjalanan menuju ke basecamp jalur Gunung Putri
Yeay! Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu tiba juga.
Karena rencana berangkat sepulang kerja, aku sudah packing sehari sebelumnya supaya tidak terburu-buru. Malam itu, jumat malam tepatnya, tas carrierku sudah terpacking rapi dengan peralatan dan perlengkapan pendakian di dalamnya. Begitu temanku menjemputku, aku langsung menggendong tas carrier untuk di masukkan ke dalam mobil, dan langsung berangkat ke basecamp. Dari Karawang kami menuju ke Jonggol - Cileungsi - Cibinong - Cisarua, dan berakhir ke Gunung Putri. Jalanan menuju basecamp cukup kecil dan menanjak, beberapa kali kami sempat mengalami kesulitan saat berpapasan dengan truk pembawa sayur. Syukurnya tetap bisa ke basecamp dengan selamat :)
Basecamp Jalur Gunung Putri
Tepat jam 02.00 WIB kami tiba di salah satu basecamp, namanya Multy Mart. Selain basecamp ini, ada banyak sekali pilihan basecamp di sekitar jalur Gunung Putri dengan berbagai fasilitas yang berbeda-beda. Kebetulan, kami memilih basecamp ini karena tempat parkirnya cukup luas dan masih sepi. Selain itu, di basecamp ini juga ada fasilitas kamar mandi, warung kecil, warung makan dan kamar beristirahat.
Setelah mobil terparkir rapi, kami lekas beberes dan pakai baju hangat, lalu memejamkan mata di dalam mobil agar energi terkumpul untuk mendaki di esok hari. Belum puas tidurnya, terdengar suara ayam berkokok. Aku langsung terbangun, ke toilet, lanjut kerja sebentar sambil nunggu yang lain bangun. Yes, kerja sebelum mendaki! HAHA
Setelah semua bangun dan merapikan muatan di carrier, kami langsung sarapan di warung makan sambil menikmati pemandangan hijau dari balik jendela. Perfect!
Basecamp Gunung Gede via Gunung Putri |
Warung makan di basecamp |
Pemandangan sawah dari jendela warung makan |
Pengambilan SIMAKSI dan registrasi ulang
Sebelum memulai pendakian, kita harus mengurus SIMAKSI terlebih dahulu. Proses registrasi SIMAKSI bisa dilakukan di kantor Resort KLHK Gunung Putri dengan membawa fotocopy identitas, bukti transfer/pembayaran, draf validasi, surat pernyataan standar pendakian, dan surat keterangan sehat. Surat keterangan sehat ini diwajibkan sesuai dengan tanggal pendakian. Syukurnya, di Resort KLHK Gunung Putri juga tersedia klinik yang bisa mengeluarkan surat keterangan sehat. Jadi, ga perlu ribet buat surat keterangan sehat sebelum berangkat.
Setelah mendapatkan SIMAKSI, kami langsung check in/registrasi ulang di pos polisi hutan jalur Gunung Putri. Disini, nama-nama kita di data ulang dan dicek barang bawaannya apakah membawa barang yang dilarang seperti tissue basah. Untuk cek apa aja yang dilarang bisa baca post ini ya.
Sebelum memulai pendakian, kita harus mengurus SIMAKSI terlebih dahulu. Proses registrasi SIMAKSI bisa dilakukan di kantor Resort KLHK Gunung Putri dengan membawa fotocopy identitas, bukti transfer/pembayaran, draf validasi, surat pernyataan standar pendakian, dan surat keterangan sehat. Surat keterangan sehat ini diwajibkan sesuai dengan tanggal pendakian. Syukurnya, di Resort KLHK Gunung Putri juga tersedia klinik yang bisa mengeluarkan surat keterangan sehat. Jadi, ga perlu ribet buat surat keterangan sehat sebelum berangkat.
Setelah mendapatkan SIMAKSI, kami langsung check in/registrasi ulang di pos polisi hutan jalur Gunung Putri. Disini, nama-nama kita di data ulang dan dicek barang bawaannya apakah membawa barang yang dilarang seperti tissue basah. Untuk cek apa aja yang dilarang bisa baca post ini ya.
Resort KLHK TNGGP di Gunung Putri |
Tes kesehatan untuk penerbitan surat keterangan sehat |
Registrasi ulang di pos polisi hutan via Gunung Putri |
Trekking ke Alun - Alun Surya Kencana
Mendaki ke Gunung Gede via Gunung Putri itu sangat enak walaupun jalur cukup terjal. Ada banyak pos untuk beristirahat dan jaraknya tidak terlalu jauh. Terasa semakin dimanjakan lagi dengan adanya penjaja makanan dan minuman di setiap posnya. Kebanyakan para pedagang menjual berbagai minuman sachet, dan yang paling menyegarkan adalah jualan SEMANGKA. Kebayangkan segernya kayak apa setelah ngelewati jalanan yang terjal itu?
Trek menuju ke pos polisi hutan untuk registrasi ulang |
Okay, sekarang aku akan menceritakan proses trekking dari pos polisi hutan dimana tempat untuk registrasi ulang dan pengecekan barang bawaan ya.
Pos Polisi Hutan - Pos Legok Leunca (1.880 mdpl, 1 jam perjalanan)
Kami memulai trekking tepat jam 09.00 WIB. Awal trekking, kita melewati kebun dan sawah milik warga dengan trek agak nanjak. Lalu dilanjutkan dengan jalan setapak yang cukup datar dengan pemandangan perkebunan warga dari ketinggian. Setelah 0,5 jam trekking, kami tiba di Pos Bayangan Tanah Merah. Istirahat sebentar untuk minum. Kemudian kami melanjutkan trekking selama 0,5 jam menuju ke Pos Legok Leunca. Pos ini tempatnya rata dan cukup luas, dilengkapi dengan pondokan kecil.
Trek awal menuju pos Legok Leunca |
Istirahat |
Pos Legok Leunca Gunung Gede via Gunung Putri |
Istirahat di Pos Legok Leunca |
Pos Legok Leunca - Pos Buntut Lutung (2.260 mdpl, 2,5 jam perjalanan)
Biasanya untuk ke Pos Buntut Lutung hanya ditempuh selama 1,5 jam saja, namun karena kami istirahat sebentar untuk makan siang jadi perlu sekitar 2,5 jam. Trek menuju Pos Buntut Lutung mulai terasa melelahkan, treknya mulai menanjak.Tapi walaupun melelahkan, inget ya ada penjaja buah semangka untuk menyemangatimu lagi :)
Pos 3 Buntut Lutung |
Penjaja makanan di Gunung Gede |
Pos Buntut Lutung - Simpang Maleber (2.627 mdpl, 2,5 jam perjalanan)
Treknya luar biasa banget, nanjak terus tanpa bonus sama sekali. Untung ada akar - akar pohon yang cukup lebat sehingga memudahkan untuk berpijak dan tidak terpeleset. Bersyukurnya lagi, trek ini sangat rimbun sehingga tidak terlalu panas yang menguras energi. Jam 15.00 WIB kami tiba di Simpang Maleber, total sudah 6 jam kami trekking.
Trek menuju Simpang Maleber |
Simpang Maleber - Alun - Alun Suryakencana (2.750 mdpl, 1 jam perjalanan)
Setelah lelah melalui trek yang cukup nanjak, akhirnya ada bonus juga dengan trek yang cukup landai. Satu jam trekking, tibalah kami di spot yang kami nantikan, yaitu Alun - Alun Suryakencana. Spot ini merupakan sebuah padang savana dengan luas puluhan hektar, dan banyak tumbuh subur tanaman bunga edelweis. Kami tiba di waktu yang tepat, sekitar jam 16.00 WIB, saat itu matahari tidak terlalu terik dan langit cerah banget. Super cantik!
Jadi, total waktu trekking dari awal sampai ke Alun - Alun Suryakencana sekitar 7 jam saja.
Alun - Alun Suryakencana |
Bunga Edelweiss di Alun - Alun Suryakencana |
Camping Time
Sebelum matahari terbenam, kami mendirikan tenda yang muat untuk kami ber-lima. Kami memilih lokasi tempat mendirikan tenda didekat dengan jalur summit attack dan sumber mata air. Setelah tenda berdiri, kami menuju sumber mata air untuk mengisi portable camping water yang digunakan untuk memasak atau keperluan lain. Lokasi sumber mata airnya berada di ujung (kalau dari Simpang Maleber, ambil arah ke kanan), dan berada seperti di dalam ceruk di area aliran air. Nah kebetulan ke Gunung Gedenya pas sudah mulai musim kemarau, jadinya airnya tidak terlalu deras, dan harus antri panjang untuk ambil air di mata air ini.
Sumber mata air Alun - Alun Suryakencana |
Matahari sudah terbenam, saatnya kami memulai acara masak - memasak. Kami keluarkan semua ransum yang kami punya, mulai dari tempe, bawang bombay, indomie dan lainnya. Kami santap makanan itu untuk mengembalikan energi kami yang hilang saat trekking dan juga persiapan untuk summit attack. Tidak lama dari makan, kami terlelap. Maaf, sudah sepuh dan mager karena dingin WKWK
Makan di tenda |
Ohya, pada penasaran ga sih gimana buang air kecil kalau camping di Alun - Alun Suryakencana yang katanya berupa padang sabana itu? Tenang aja, karena di pinggir dekat perbukitan banyak semak - semak guys, tapi hati - hati saja ya kalau nemu ranjau bekas orang pup.
Camping di Alun - Alun Surya Kencana |
Summit Attack
Nikmat banget rasanya tidur setelah badan kerasa capek. Akhirnya kita ga sunrise di puncak karena kesiangan. Setelah sarapan, sekitar jam 05.30 WIB, kami memulai untuk summit attack. Kami membawa makanan dan minuman untuk bekal trekking kami.
Treknya cukup nanjak tapi tidak terlalu lelah karena tidak membawa banyak barang dan udara masih sejuk. Setengah jam trekking, tibalah kami di puncak Gunung Gede. Penampakannya masih sama seperti 10 tahun yang lalu. Bak negeri diatas awan, langit terlihat sangat cerah tanpa ada awan satupun. Dari puncak Gunung Gede, kami bisa melihat pemandangan Puncak Gunung Pangrango dan beberapa bukit - bukit kecil.
Lanskap dari Puncak Gunung Gede |
Kawah Gunung Gede |
di Puncak Gunung Gede tahun 2009 |
Selepas menikmati puncak dan Alun - Alun Suryakencana, kami turun ke basecamp lagi sekitar 4 jam trekking. Akhirnya selesai juga perjalanan kami, dan kami siap untuk melakukan rutinitas kami sehari - hari.
Baca juga:
Persiapan Mendaki ke Gunung Gede
Alun - Alun Suryakencana: Lanskap yang Menyegarkan
Perlengkapan dan Peralatan Mendaki Gunung di Indonesia
Ide Makanan Praktis untuk Pendakian
Persiapan Mendaki ke Gunung Gede
Alun - Alun Suryakencana: Lanskap yang Menyegarkan
Perlengkapan dan Peralatan Mendaki Gunung di Indonesia
Ide Makanan Praktis untuk Pendakian
Best Regards,
Laurencia Lola Karlina
No comments:
Post a Comment