Merencanakan Pendakian ke Salah Satu Gunung Berapi Tertinggi di Indonesia
Keindahaan panorama dan keanekaragaman hayati menjadi daya
tarik pendaki untuk menjelajahi Taman Nasional Gunung Rinjani. Pendakian dengan
perencanaan dan persiapan yang matang
membuat pendakian lebih aman, nyaman, puas dan efisien.
Pendakian ke Gunung Rinjani menjadi pendakian dengan waktu
terlama yang pernah aku lakukan selama ini. Selama lima hari empat malam, aku
habiskan untuk menjelajahi Gunung Rinjani via Sembalun – Puncak – Danau Segara
Anak – Senaru. Tanpa porter, dan tanpa trip organizer (open trip/biro wisata).
Gunung Rinjani dari jendela pesawat |
Jauh sebelum hari H, berbagai pertanyaan atas rasa khawatirku berseliweran di pikiran. “Apa aja ya yang harus dibawa naik gunung selama itu?” “Ini yakin aku mau naik gunung berhari-hari?” “Makannya apa aja ya selama 4 hari 3 malam?” Ya, seperti itu lah terkadang kekhawatiran berlebih yang menghantui.
Kekhawatiran alias rasa takut atau cemas biasanya dikarenakan
suatu hal belum diketahui dengan pasti. Bisa jadi karena logika atau
pengetahuan kita belum sampai ke titik khawatir itu. Hal ini yang terjadi
padaku. Berkali – kali menjelajahi gunung selama ini, biasanya hanya 2 hari 1
malam saja. Kali ini, pendakian ke Gunung Rinjani memerlukan waktu selama 5
hari 4 malam. Aku belum pernah sebelumnya. Alhasil, aku khawatir.
Untuk mengatasi rasa khawatir itu, aku berusaha untuk
mempersiapkannya dengan caraku agar selama pendakian tetap tenang dan menikmati
perjalanan. Yuk, simak waktu persiapanku untuk pendakian Gunung Rinjani:
a.
Lakukan riset untuk mencari informasi penting
Ada banyak lhoh manfaat riset sebelum
melakukan pendakian. Kita bisa mengetahui estimasi budget, alokasi waktu yang
dibutuhkan, perijinan, bayangan situasi, perkiraan cuaca, jalur pendakian, bahkan
informasi mengenai do’s and don’ts. Riset ini biasanya dilakukan melalui surfing
internet, buku panduan, social media dan sharing dengan orang yang sudah pernah
melakukan perjalanan. Menurutku, riset merupakan langkah krusial yang harus
dilakukan. Segala informasi yang kita dapat saat riset, membantu kita untuk
memutuskan keputusan dengan tepat.
b.
Tentukan waktu untuk melakukan pendakian
Waktu sangat menentukan untuk persiapan
selanjutnya, seperti pembelian tiket dan budget. Ada dua yang perlu kamu
putuskan: Kapan waktu yang tepat untuk pendakian Gunung Rinjani? Berapa lama
waktu yang akan dihabiskan?
Pertama, waktu terbaik untuk melakukan
pendakian, tentunya di musim kemarau sekitar bulan Juni – Agustus. Selain cuaca
yang cerah, pendakian juga lebih aman saat kemarau. Mendaki saat musim hujan
cukup membuatku agak jera, tidak hanya dingin karena basah tapi juga
pemandangan tidak bagus karena mendung. Jika ingin menikmati perjalanan dan
ketenangan, hindari hari libur nasional, HUT RI, dan longweekend. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, cek
jadwal penutupan Taman Nasional Gunung Rinjani di web ini. Biasanya di bulan
Januari – Maret.
Kedua, lama waktu yang diperlukan tergantung
tujuan, budget, kesempatan dan
kemampuanmu. Berapa lama waktu yang kamu luangkan? Apa tujuanmu untuk mendaki? Apakah kamu mampu
mendaki dengan cepat? Bagaimana ritme saat mendaki? Ada pendaki yang mampu 2 hari
1 malam dengan rute Sembalun-Puncak-Sembalun. Ada juga 5 hari 4 malam dengan
rute Sembalun-Puncak-Danau Segara Anak-Senaru.
Jadi, keputusan ada ditanganmu.
c.
Pilih jalur pendakian
Persiapan ini ada kaitannya dengan poin
sebelumnya. Jika kamu terobsesi dengan salah satu jalur, berarti lama waktu
pendakian sesuai dengan estimasi waktu yang dibutuhkan melalui jalur tersebut.
Jika kamu hanya memiliki waktu yang terbatas, pilihlah jalur pendakian
tersingkat.
Gunung Rinjani memiliki beberapa jalur
pendakian, antara lain Sembalun, Senaru, Timba Nuh dan Torean. Jalur pendakian
Sembalun cocok buat kamu yang ingin menikmati sabana lalu ke puncak, butuh
waktu sekitar 9-14 jam. Sedangkan, jalur pendakian Senaru cocok buat kamu yang
ingin ke Danau Segara Anak dan menikmati hutan hujan tropis yang cantik.
Biasanya, pendakian di mulai dari Sembalun lalu Puncak lalu Danau Segara Anak,
dan berakhir di Senaru.
d.
Membuat itinerary atau jadwal perjalanan
Setelah memutuskan dua poin di atas, saatnya
kamu membuat itinerary. Itinerary ini berfungsi agar waktu, perlengkapan dan
budget dapat se efisien mungkin. Ga mau kan kebingungan saat sampai dan
akhirnya waktunya habis untuk bingung? Itinerary yang dibuat harus sedetail
mungkin, walaupun mungkin saat hari H tidak bisa sesuai. Paling tidak, sudah
ada acuan dan tidak bingung. Itinerary biasanya dibuat dalam bentuk tabel yang
berisi dengan kolom tanggal, lokasi, aktivitas, akomodasi, transportasi,
estimasi budget, dan contact person.
e.
Catat perlengkapan yang harus dibawa, lalu bagi
tugas
Untuk menghindari lupa saat packing atau bawa
terlalu banyak, ada baiknya untuk mencatat perlengkapan apa saja yang harus
dibawa. Beberapa barang yang perlu dibawa antara lain standard hiking gear,
peralatan masak, bahan makanan dan minuman, pakaian (outfit) , alat elektronik
dan obat-obatan. Jangan lupa untuk
membawa pancing, karena kamu bisa memancing di Danau Segara Anak J Agar beban rata,
bagilah barang bawaan yang diperlukan ke rekan.
f.
Saatnya koordinasi dengan vendor
Setelah itinerary sudah deal dengan
rekan-rekan, saatnya untuk menghubungi berbagai vendor untuk memesan tiket
pesawat, penginapan sebelum atau setelah pendakian, tranportasi atau angkutan
ke basecamp, reservasi pendakian, bahkan porter/guide. Jika ingin menggunakan
jasa porter atau guide di saat peak season, pastikan bookingnya jauh sebelum
hari H. Sedangkan jika ingin menggunakan jasa porter saat lebaran, siapkan
budget 2 kali dari normal.
g.
Latihan fisik
Berjalan lebih dari 24 jam saat mendaki
Gunung Rinjani membutuhkan stamina yang cukup baik. Lakukan latihan stamina
satu atau dua bulan sebelumnya secara rutin, seperti berenang, jogging dan
yoga.
h.
Packing barang bawaanmu
Packing barangmu senyaman mungkin dengan
beban yang tidak berlebih, sehingga saat pendakian tidak cepat lelah. Sesuaikan
ukuran tas keril dengan badanmu, jangan terlalu besar karena akan menyusahkan
ketika harus melalui medan yang sulit. Jalur Senaru tergolong agak sulit,
karena beberapa lokasi kemiringan sangat curam seperti panjat.
Untuk bahan makanan yang fresh, lebih baik
belanja di Pasar Sembalun atau Aikmel, jadi kamu tidak perlu bawa dari jauh
untuk mengurangi resiko busuk selama perjalanan. Selain itu, untuk air kamu
hanya perlu bawa sekitar 3-4,5 L, karena ada sumber mata air di Plawangan
Sembalun, dan Segara Anak.
Best Regards,
Laurencia Lola Karlina
5 comments:
Cara Pengajuan ijin pendakian bagaimana ya? Terima kasih
Kalu dari bandara lombok, sampe bascamp berapa kali nyarter mobil
Kalu dari bandara lombok, sampe bascamp berapa kali nyarter mobil
Lebaran yang lalu kami mendaki ke Rinjani sebanyak 18 orang. Untuk perijinan langsung diurus oleh porter yang kami pakai jasanya untuk membawa logistik kami. Sementara untuk perjalanan dari Bandara ke Basecamp Sembalun kami menyewa mobil langsung di jemput di Bandara. Di Bandara juga banyak yang menyediakan jasa transportasi ke Sembalun/Senaru. Teman lain ada yang menyewa jasa langsung dari Bandara. Katanya malah lebih enak, krn sopirnya bisa ajak mereka jalan-jalan di lombok sebelum mengantar ke Bandara untuk pulang.
rinjani trekking, salah satu pengalaman yang luar biasa bagi saya. susah dilupakan, terutama keindahannya :)
mungkin ada yg minat perjalanan murah ke rinjani dengan jasa TO:
https://www.teambackpacker.com
https://www.gobackpacker.net
https://www.rinjanitrekkingguide.com
Post a Comment