Laman Drop Down

Jelajah Kuliner khas Gunungkidul dalam Sehari



Menikmati makanan tradisional di kawasan karst Pegunungan Sewu

Belalang mentah yang dijajakan di sepanjang Jalan Wonosari
Tidak heran jika kabupaten Gunungkidul menjadi destinasi favorit saat akhir pekan. Deretan pantai cantik yang tersebar di sepanjang laut selatan kabupaten ini seolah memanggil wisatawan. Gunungkidul juga menyimpan ratusan gua karst yang sangat menawan untuk di jelajahi. Tidak hanya itu, makanan tradisional khas Gunungkidul pun patut untuk dicicipi oleh wisatawan. 

Lahan hijau di kasawan karst Gunung Sewu

Terletak di kawasan karst Gunung Sewu, potensi kuliner Gunungkidul sangat khas dan unik. Walaupun kawasan karst  dianggap sebagai tandon air, lahan pertanian di Gunungkidul sangat kering dan susah mendapatkan air. Dengan keterbatasan air di permukaan, masyarakat Gunungkidul membudidayakan tanaman yang tidak membutuhkan banyak air seperti singkong dan padi gogo. Kedua tanaman tersebut dapat tumbuh subur di lahan kering.
Terasering persawahan Gunungkidul


One day trip kali ini, saya menyusun rencana untuk mencicipi kuliner khas Gunungkidul yaitu Gathot Thiwul Yu Tum dan Lesehan Pari Gogo. Rute perjalanan yang kami pilih, melalui Janti lalu ke arah Jalan Wonosari.  Melintasi Jembatan Layang Janti, kami disuguhkan hamparan perbukitan karst Pengunungan Sewu Gunungkidul di sebelah kiri. Melaju terus ke arah Wonosari, kami melintasi Bukit Bintang. Di lokasi ini, terdapat beberapa warung makan yang terletak di pinggir tebing.  Di sini Anda bisa menikmati Kota Yogyakarta bagian tenggara dari atas sembari menikmati kelapa muda, bakso, atau mie instan. “Ga usah mampir makan di sini ya, kita langsung saja ke Gathot Thiwul Yu Tum dan Lesehan Pari Gogo”, celetuk saya dalam perjalanan itu. Jalanan yang berkelak – kelok bak sungai jaman purba menemani perjalanan singkat kami.

GATHOT THIWUL YU TUM

Rasa rindu untuk makan thiwul sering kali menghampiri saya saat merantau. Walaupun hanya terbuat dari singkong, cita rasa tiwul manis  dengan parutan kelapa yang khas membuat saya ketagihan. Tidak terlewatkan dalam one day trip kali ini untuk mampir ke Gathot Thiwul Yu Tum.


Kuliner yang terletak di jantung kota Wonosari ini menjajakan makanan tradisional khas Gunungkidul, yaitu gathot dan thiwul. Dahulu masyarakat Gunungkidul memanfaatkan thiwul sebagai makanan pokok pengganti beras. Saat itu, thiwul yang terbuat dari singkong lebih mudah didapatkan dari pada beras. Keterbatasan air di permukaan kawasan karst membuat masyarakat memilih untuk membudidayakan tanaman yang tidak membutuhkan banyak air, seperti singkong. Seiring waktu, saat ini thiwul lebih dikenal sebagai jajanan pasar saja. Namun tidak jarang juga, masyarakat kota menjadikan thiwul sebagai makanan pokok untuk alasan kesehatan. Proses pembuatan thiwul yang cukup panjang, memungkinkan terjadinya proses retrogradasi sehingga menghasilkan pati resisten yang baik dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Gunungan thiwul yang di gerai Gathot Thiwul Yu Tum

Proses pengemasan thiwul dan gathot

Beberapa gunungan thiwul beralaskan daun pisang dan gathot terlihat tertata rapi dalam etalase di gerai Yu Tum.  Di kemas secara tradisional dengan besek dan daun pisang, gathot dan variasi tihwul Yu Tum tersebut dijajakan dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 8.000 – Rp 50.000. Makanan ini cocok dijadikan oleh – oleh saat bepergian ke Gunungkidul, namun tidak dapat bertahan lama. Apabila akan dibawa dalam perjalanan jauh, gerai Yu Tum juga menyediakan thiwul instan yang lebih awet.  Untuk menyajikannya, Anda perlu menyiapkan air sekitar 300 cc ditambah dengan sedikit gula. Lalu, thiwul instan dituangkan ke dalam air sampai mengembang sekitar 3 menit. Apabila sudah mengembang, thiwul tersebut dikukus hingga matang. Selain itu, gerai Yu Tum juga menjual berbagai cemilan seperti geplak, belalang goreng dan makanan kering lainnya.

Thiwul instan dari Yu Tum

Proses pembuatan thiwul yang tergolong cukup lama ini diawali dengan menjemur singkong hingga kering (biasa disebut dengan gaplek). Lalu, gaplek tersebut ditumbuk halus seperti tepung. Kemudian, tepung gaplek dikukus bersama dengan sedikit gula merah agar manis. Di sajikan dengan parutan kelapa yang gurih, thiwul siap membuat Anda ketagihan.

LESEHAN PARI GOGO

Setelah mengobati rasa rindu untuk menyantap thiwul, kami menuju ke Lesehan Pari Gogo, atau yang biasa di kenal dengan Sego Abang Jirak. Resto yang terletak di sebelah barat Jembatan Jirak Jalan Wonosari – Semanu ini terkenal dengan hidangan nasi merahnya. Walaupun hanya berdiri di sebuah bangunan sederhana dari kayu yang di cat biru, resto ini sangat dikenal oleh masyarakat sekitar bahkan luar kota.

Resto Lesehan Pari Gogo

Sebuah spanduk bertuliskan “Lesehan Pari Gogo” terpasang di dinding luar resto. Tampak empat bangku kayu dan meja makan yang panjang tersusun di teras untuk  melayani pelanggan. Kami melangkah masuk ke resto untuk menikmati makanan di atas panggung kayu beralaskan anyaman tikar. Tidak lama duduk lesehan, pramusaji menyajikan beberapa hidangan khas Lesehan Pari Gogo. Ia meletakkan nasi merah, daging potong, babat dan iso, ayam goreng, sayur, dan trancam di hadapan kami. Resto ini memang menyajikan makanannya secara prasmanan. Di antara lauk pauk yang disediakan oleh pramusaji, di atas tikar juga dihidangkan belalang goreng khas Gunungkidul dalam kemasan plastik kecil sebagai hidangan pelengkap.

Nasi merah, ayam goreng dan sayur mayur khas Lesehan Pari Gogo

Belalang goreng, makanan unik dari Gunungkidul

Tanpa disuruh, saya segera mengambil nasi merah satu centong, dan lauk pauknya. Rasa nasi merah yang berbeda dengan nasi putih terasa lezat jika disantap dengan lauk – pauk dan sayur. Nasinya ditanak sampai pulen dan pas untuk di santap. Bumbu ayam goreng dan sayurnya juga sangat memanjakan lidah. Di balik rasa yang lezat, nasi merah memiliki kandungan gizi dan serat yang tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi bagi penderita diabetes. Selepas menyantap habis hidangan yang disajikan, saya segera menyeruput teh manis yang menggunakan gula batu sebagai pemanis. Rasa manis gula batu yang khas terasa nikmat untuk melepas dahaga di kala siang.


Tips Kuliner Makanan khas Gunungkidul
1.   Berkunjunglah pada saat pagi – siang hari.
2.     Disarankan menggunakan kendaraan pribadi.
3. Pertimbangkan jika ingin mencicip belalang goreng karena belalang mengandung senyawa yang dapat menyebabkan alergi.
4.    Bawalah uang yang cukup karena tidak semua bank menyediakan akses ATM di daerah Wonosari.

Alamat Kuliner khas Gunungkidul
Gathot tiwul Yu Tum
Jl. Pramuka No.36 Wonosari Gunungkidul 55812
Telepon 0274 - 7889300  atau 081328741792

Lesehan Pari Gogo/Sego Abang Jirak
Jalan Wonosari-Semanu, Semanu, Gunungkidul (Barat Jembatan Jirak)
Telepon 08179443081


Biaya Kuliner Makanan khas  Gunungkidul
A.    Gatot tiwul Yu Tum
Gatot kecil                                          Rp   8.000,00
Gatot thiwul ¼                                    Rp   8.000,00
Gathot Besar                                       Rp 15.000,00
Thiwul Utuh                                        Rp 15.000,00
B.    Lesehan Pari Gogo
Nasi merah                                          Rp   5.000,00
Ayam Goreng                                      Rp 20.000,00
Daging potong                                    Rp 20.000-40.000,00
Trancam                                              Rp   4.000,00
Wader                                                 Rp 16.000,00
Babat & iso                                         Rp 20.000,00
*update 2016

No comments: